NASIONALISME.NET, Semarang – Mahasiswa Tim 37 KKN-T Kelompok 2 Universitas Diponegoro menghadirkan inovasi alat monitoring level air di wilayah RW 03, Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Pemasangan alat ini bertujuan memberikan peringatan dini kepada warga terkait potensi meluapnya debit air Sungai Gambir yang kerap menyebabkan banjir di kawasan padat penduduk tersebut.
Kegiatan ini berlangsung pada hari Sabtu, 26 Juli 2025, dimulai pukul 08.00 WIB hingga selesai. Lokasi RW 03 dipilih karena berada langsung di dekat daerah aliran Sungai Gambir, yang memiliki risiko banjir yang lebih besar karena debit air Sungai Gambir yang meluap.
Sungai Gambir yang mengalir di wilayah Kelurahan Tembalang, Kota Semarang, merupakan salah satu kawasan yang rawan terhadap bencana banjir, terutama saat musim hujan. Ketika volume air sungai tidak lagi mampu ditampung, air pun meluap ke pemukiman warga. Kondisi ini tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga berpotensi merusak infrastruktur dan menimbulkan kerugian materi yang cukup besar.
Sistem pengelolaan air di wilayah tersebut masih belum memadai. Saluran drainase yang ada tidak mampu menampung volume air yang berlebih, terutama saat hujan deras turun dalam waktu yang lama. Di sisi lain, belum tersedianya sistem peringatan dini membuat warga tidak mengetahui kapan debit air akan meningkat.
Akibatnya, banjir sering datang secara tiba-tiba, sehingga banyak warga yang tidak sempat memindahkan barang-barang penting, atau bahkan belum bersiap untuk evakuasi saat banjir sudah mulai menggenangi rumah mereka.
Tim KKN-T IDBU 37 Undip mencoba menghadirkan solusi atas permasalahan tersebut dengan penuh inovasi. Alat monitoring level air yang dikembangkan oleh tim ini dianggap sebagai solusi efektif dan mampu menyelesaikan permasalahan mitigasi banjir secara signifikan.
Dilengkapi dengan sensor ultrasonik, alat tersebut mampu membaca ketinggian air secara real-time dan menampilkan data secara langsung pada layar LCD, sehingga sangat membantu warga dalam memantau kondisi air sungai dengan mudah dan akurat. Selain itu, tim juga melengkapi alat ini dengan sirine yang akan menyala otomatis saat kondisi air mencapai level bahaya, memberikan peringatan dini yang krusial bagi warga.
Pembuatan alat dilakukan secara mandiri oleh Tim KKN-T IDBU 37 Undip. Setelah itu, alat dipasang di lokasi strategis yang telah dipilih dengan cermat oleh tim, sehingga sistem kerja alat dapat dioptimalkan untuk memberikan pemantauan yang maksimal bagi warga sekitar.
Program pelatihan penggunaan alat monitoring level air bisa memperkuat kapasitas lokal dalam mitigasi bencana. Dengan pendekatan partisipatif ini, masyarakat tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga aktor aktif dalam pengelolaan risiko lingkungan. Selain itu, keterlibatan warga dalam memantau data air secara langsung meningkatkan kesadaran kolektif terhadap pentingnya menjaga lingkungan.

Lokasi Sungai Gambir RT 2 RW 3, Kelurahan Tembalang, masyarakat menyambut baik pemasangan alat pengukur level air yang dilengkapi dengan alarm yang dilaksanakan oleh Tim KKN 73 ini. Keberadaan alarm ini memberi rasa aman tambahan karena mampu memberikan peringatan langsung saat permukaan air melewati ambang batas yang telah ditentukan.
Bapak Budi selaku ketua RT. 2 RW. 3 yang menjadi lokasi pemasangan alat ini pun memberikan tanggapannya, “Saya setuju dengan pemasangan alat ini karena sebelumnya belum pernah ada alat seperti ini, semoga dapat membantu warga ke depannya.”
Lebih jauh, masyarakat berharap ”alarm pada alat ini dapat terintegrasi dengan sistem informasi di tingkat kelurahan atau RT, sehingga informasi yang diterima bisa segera diteruskan ke pihak-pihak terkait seperti relawan, BPBD, atau dinas teknis lainnya”. Warga lain juga berhadap ”alarm dapat dijaga dan dirawat secara rutin agar tetap berfungsi optimal”.
Warga menginginkan agar alat ini tidak hanya menjadi pajangan, tetapi benar-benar menjadi sistem peringatan yang aktif dan andal. ”Dengan adanya teknologi seperti ini, warga RT 2 RW 3 merasa semakin dilibatkan dalam sistem kesiapsiagaan bencana, dan optimis bisa membangun lingkungan yang lebih aman serta responsif terhadap perubahan cuaca ekstrem” ucap seorang warga tembalang.











