NASIONALISME.NET, Jakarta — Di tengah kesibukan Kota Jakarta, Kebun Binatang Ragunan hadir sebagai oase hijau yang tidak hanya menyuguhkan pesona keanekaragaman satwa, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan konservasi yang penting. Setiap sudut Ragunan menjadi pengalaman unik bagi pengunjung untuk merasakan keindahan alam sekaligus memahami pentingnya pelestarian lingkungan dan satwa langka.
Sejak didirikan pada tahun 1864, Ragunan terus berkembang menjadi salah satu ikon wisata edukasi di Jakarta. Terletak di kawasan Pasar Minggu, Ragunan kini menjadi tujuan favorit keluarga, pelajar, dan pecinta alam yang mencari kesejukan dan ilmu pengetahuan di tengah panasnya kota metropolitan. Keunikan Ragunan tidak hanya terletak pada koleksi satwanya saja, tetapi juga pada peran besarnya dalam mendukung upaya konservasi dan penyadaran lingkungan.
Kebun Binatang Ragunan berdiri pertama kali pada masa kolonial Belanda dan mengalami banyak perkembangan sampai saat ini. Dengan lahan seluas 147 hektar, Ragunan menjadi rumah bagi lebih dari 2.000 ekor satwa dengan sekitar 220 spesies, baik satwa lokal Indonesia maupun dari berbagai belahan dunia. Keberadaan kebun binatang ini bukan hanya sebagai tempat hiburan, tetapi juga sebagai saksi bisu perjalanan pelestarian satwa selama puluhan tahun. Dengan berbagai koleksi dan keanekaragaman satwanya, pengunjung Ragunan dapat melihat satwa sebagai simbol kekayaan hayati Indonesia, seperti harimau Sumatra yang langka, orang utan yang cerdas, komodo, hingga burung cendrawasih yang memukau dengan warna-warni bulunya. Selain hewan-hewan tadi, di Ragunan juga terdapat beberapa mamalia, reptil, unggas, dan ikan yang menyebar dalam habitat alami yang dibuat sedemikian rupa guna meniru lingkungan asli mereka.
Ragunan lebih dari sekadar tempat wisata, kebun binatang ini aktif dalam program konservasi terutama untuk spesies yang terancam punah. Melalui kerja sama dengan lembaca konservasi dan pemerintah, Ragunan turut berupaya melakukan perkembangbiakan satwa dan penelitian biologi yang penting. Area edukasi, seperti taman burung, reptil, pusat primata, dan zona edukasi anak, memberikan kesempatan pada pengunjung mengenal perilaku satwa secara langsung serta memahami pentingnya menjaga habitat mereka.
Ragunan selalu hidup dengan beragam aktivitas yang menyenangkan bagi semua kalangan. Pada akhir pekan dan hari libur, banyak keluarga yang mengisi waktu dengan piknik di bawah rindangnya pohon-pohon besar. Fasilitas seperti area bermain anak, warung makan, dan taman kecil lengkap dengan jalur jogging juga mendukung kegiatan santai sekaligus sehat. Lebih jauh lagi, Ragunan berperan sebagai ruang interaksi sosial bagi masyarakat Jakarta. Berbagai acara budaya dan komunitas rutin digelar di sini, dari pertunjukan seni, festival lingkungan, hingga program penyuluhan tentang alam dan satwa. Hal ini memperkuat fungsi Ragunan sebagai tempat belajar sekaligus rekreasi yang menyatukan seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan perlindungan alam.
Di tengah kesibukan Jakarta, Kebun Binatang Ragunan tetap berdiri tegak sebagai paru-paru kota dan pusat pelestarian satwa Indonesia. Lebih dari sekadar ruang wisata, Ragunan juga mengajarkan kita untuk mencintai dan menjaga warisan alam yang tak ternilai. Menyusuri langkah demi langkah di Ragunan, setiap pengunjung diajak untuk bersahabat dengan alam dan menjadi bagian dari upaya berkelanjutan menjaga kehidupan bumi.
Penulis: Septi Ardina Nuraini











