Dari Ampas Jadi Emas, Mahasiswa KKN UNDIP Gali Potensi Ekonomi Sirkular Limbah Tahu di Desa Sugihmanik

Avatar photo
Faris Yudha Nur El Faradis, mahasiswa KKN Undip, memberikan pemaparan tentang konsep ekonomi sirkular untuk pengelolaan limbah tahu di Desa Sugihmanik, Grobogan. Sosialisasi ini bertujuan mengubah limbah tahu menjadi produk bernilai ekonomi.

NASIONALISME.NET, GROBOGAN — Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan di Desa Sugihmanik menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam memecahkan masalah lingkungan sekaligus mendorong potensi ekonomi lokal.

Salah satu isu penting yang diangkat adalah pengelolaan limbah tahu, mengingat desa ini memiliki banyak pelaku usaha tahu yang menghasilkan limbah padat dan cair dalam jumlah besar.

Sosialisasi dilaksanakan pada Minggu (13/07/2025) di Dusun Sendangmudal dan dihadiri oleh perangkat desa, pelaku usaha tahu, serta warga setempat. Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman yang mudah dipahami masyarakat tentang pengelolaan limbah tahu dengan konsep ekonomi sirkular, sekaligus memotivasi warga untuk ikut berpartisipasi.

Ekonomi sirkular adalah sistem pengelolaan sumber daya yang meminimalkan limbah dengan cara menggunakannya kembali menjadi produk yang bermanfaat. Dalam konteks Desa Sugihmanik, limbah tahu diolah menjadi pakan maggot, pupuk organik cair, atau kompos, sehingga siklus penggunaan bahan tetap berputar dan tidak berakhir sebagai pencemar lingkungan.

Tujuan utama program ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengelola limbah secara berkelanjutan, menciptakan lingkungan yang bersih, dan membuka peluang penghasilan tambahan dari hasil olahan limbah tahu.

A diagram of food productionAI-generated content may be incorrect.
Diagram ilustrasi yang menjelaskan konsep skema sirkular untuk limbah tahu. Mahasiswa KKN Undip memaparkan bagaimana limbah tahu dapat diolah menjadi pakan maggot, pakan ternak, dan pupuk organik cair, sehingga dapat dimanfaatkan kembali oleh warga dan mencegah pencemaran lingkungan.

Ampas tahu dapat dimanfaatkan sebagai pakan maggot yang kemudian diolah menjadi pakan ternak atau ikan, sedangkan limbah cair bisa diolah menjadi pupuk organik cair untuk menyuburkan tanaman. Skema ini membentuk siklus yang menguntungkan bagi petani, peternak, dan pelaku usaha.

Keberhasilan program ini melibatkan kolaborasi penta helix: pemerintah desa sebagai pendukung kebijakan, masyarakat sebagai pelaku utama, akademisi sebagai fasilitator ilmu, pelaku usaha tahu sebagai sumber bahan, serta media/komunitas sebagai penggerak publikasi dan edukasi.

Penulis: Faris Yudha Nur El Faradis