Mahasiswa UNTAG Surabaya Lakukan Pelestarian Kearifan Lokal Lewat Budaya Batik di Kampung Batik Okra Surabaya

Avatar photo
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya berfoto bersama pengrajin di Kampung Batik Okra, Kecamatan Bubutan, Surabaya, Kamis (4/12/2025). Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Proyek Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK), para mahasiswa melakukan pendokumentasian proses pembuatan batik tradisional serta penggalian nilai filosofis motif khas lokal.

NASIONALISME.NET, Surabaya – Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) melaksanakan kegiatan pelestarian kearifan lokal melalui budaya Batik Okra di Kampung Batik Okra, Kecamatan Bubutan, Surabaya, pada Kamis (4/12/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pelestarian batik sebagai warisan budaya lokal.

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa KKN UNTAG Surabaya melakukan observasi lapangan dan wawancara dengan para pengrajin batik untuk menghimpun informasi terkait proses pembuatan batik, filosofi motif, serta sejarah Batik Okra. Kegiatan ini juga menjadi upaya pendokumentasian budaya agar pengetahuan tradisional tidak hilang seiring perkembangan zaman.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa berharap masyarakat, khususnya generasi muda, dapat lebih mengenal dan menghargai Batik Okra sebagai identitas budaya Surabaya serta mendukung keberlanjutan pengrajin batik lokal.

Upaya pelestarian kearifan lokal terus dilakukan oleh mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melalui kegiatan Proyek Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK). Salah satu kegiatan tersebut diwujudkan dalam program pelestarian budaya Batik Okra yang dilaksanakan di Kampung Batik Okra, Kecamatan Bubutan, Surabaya.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendokumentasikan proses pembuatan batik, menggali filosofi motif, serta menghimpun informasi sejarah Batik Okra yang selama ini belum terdokumentasi secara sistematis. Melalui observasi lapangan dan wawancara langsung dengan para pengrajin, mahasiswa berupaya mengabadikan pengetahuan tradisional agar tidak hilang seiring perkembangan zaman.

Kampung Batik Okra merupakan salah satu sentra kerajinan batik di Surabaya yang masih mempertahankan proses produksi secara manual. Motif batik yang dihasilkan terinspirasi dari karakter lokal Surabaya, seperti flora, fauna, dan simbol budaya setempat, sehingga memiliki nilai filosofis yang kuat. Namun, keterbatasan dokumentasi dan minimnya regenerasi pengrajin muda menjadi tantangan utama dalam menjaga keberlanjutan batik khas daerah tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara, pengrajin mengungkapkan bahwa promosi Batik Okra masih dilakukan secara terbatas melalui penjualan langsung kepada pengunjung. Selain itu, kurangnya inovasi motif dan belum optimalnya pemasaran digital membuat Batik Okra belum dikenal luas oleh masyarakat luar Surabaya. Kondisi ini mendorong mahasiswa untuk menyusun dokumentasi sederhana berupa tulisan, foto, dan video sebagai media edukasi dan promosi budaya.

Rangkaian kegiatan pengabdian meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap pelaksanaan, mahasiswa melakukan pendokumentasian proses membatik mulai dari perancangan motif, pencantingan, pewarnaan, hingga pengeringan kain. Kegiatan ini juga disertai edukasi mengenai pentingnya pelestarian kearifan lokal kepada masyarakat sekitar.

Luaran dari kegiatan ini berupa laporan tertulis, dokumentasi visual, serta rekomendasi pelestarian yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pengrajin dan pengelola Kampung Batik Okra. Dokumentasi tersebut tidak hanya berfungsi sebagai arsip budaya, tetapi juga sebagai bahan edukasi bagi generasi muda agar lebih mengenal dan menghargai batik lokal.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya berharap Batik Okra dapat terus lestari dan berkembang sebagai bagian dari identitas budaya Kota Surabaya sekaligus mendukung penguatan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.

Editor: Hafizh Abqori, Tim NASIONALISME.net