NASIONALISME.NET, DEMAK — Anemia, atau kekurangan zat besi dalam tubuh, menjadi salah satu masalah kesehatan yang sering ditemui pada remaja putri di Indonesia.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, sekitar 25-30% remaja putri di Indonesia mengalami anemia, yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan, pertumbuhan, dan produktivitas mereka.
Dalam rangka menanggulangi masalah ini, sejumlah program edukasi pencegahan anemia pun digelar di berbagai sekolah dan komunitas, salah satunya di Pesantren At-Tamriyah, yang baru-baru ini mengadakan sesi edukasi bagi para Santriwati.
Acara edukasi ini digelar oleh Tim KKN-T Universitas Diponegoro pada Minggu pagi tanggal 20 Oktober 2024 dan dihadiri oleh sekitar 20-30 santriwati yang berada di fase remaja.
Kegiatan ini difokuskan pada pentingnya asupan zat besi yang cukup dalam makanan sehari- hari dan bagaimana pola makan yang sehat dapat mencegah anemia, yang jika dibiarkan dapat mempengaruhi kesehatan tubuh, daya tahan, dan konsentrasi belajar. Dalam sesi tersebut, para peserta diajarkan mengenai gejala anemia, penyebabnya, serta konsekuensinya terhadap kesehatan mereka, seperti kelelahan berlebih, penurunan daya konsentrasi, dan gangguan fungsi tubuh lainnya.

“Saat remaja putri kekurangan zat besi, tubuh mereka tidak dapat memproduksi cukup sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ini bisa menyebabkan tubuh merasa lemas, pusing, dan bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari mereka, termasuk saat belajar di sekolah”.
Selama sesi berlangsung, para peserta mendapatkan informasi penting tentang sumber-sumber zat besi yang bisa diperoleh dari makanan sehari-hari.
Ditekankan pentingnya mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging merah, hati, bayam, kacang- kacangan, dan tahu.
Selain itu, untuk meningkatkan penyerapan zat besi, disarankan pula untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk dan tomat, yang dapat membantu tubuh menyerap zat besi dengan lebih efektif.
Tak hanya ibu-ibu atau wanita dewasa, remaja putri juga menjadi kelompok yang rentan terhadap anemia, terutama karena fase pertumbuhan yang membutuhkan lebih banyak nutrisi, serta siklus menstruasi yang bisa menyebabkan kehilangan darah.
Oleh karena itu, edukasi tentang pencegahan anemia di kalangan remaja sangat penting, karena mereka adalah generasi penerus yang diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan bangsa.
Di akhir sesi, para peserta terlihat sangat antusias dan bersemangat untuk menyampaikan kesimpulan terkait apa yang telah dipelajari.
“Sebelumnya saya tidak tahu kalau anemia itu bisa membuat tubuh jadi sangat lemas dan susah konsentrasi. Sekarang saya jadi tahu apa yang harus dimakan supaya tidak anemia,” ujar salah seorang peserta yang sangat antusias mengikuti edukasi.
Program edukasi pencegahan anemia ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran di kalangan remaja putri untuk menjaga pola makan yang sehat dan bergizi, sekaligus mengurangi prevalensi anemia yang masih tinggi di kalangan mereka.
Dengan pengetahuan yang cukup, diharapkan para remaja dapat mengambil langkah-langkah preventif yang tepat untuk menjaga kesehatan mereka dan tumbuh menjadi generasi yang lebih sehat dan produktif.
Tak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk membagikan informasi penting ini kepada teman- teman dan keluarga mereka, sehingga masalah anemia bisa diminimalisir, terutama di kalangan remaja putri di Desa Tugu dan sekitarnya.
Semoga para santriwati Pesantren At-Tamriyah bisa menjadi agen perubahan bagi generasi muda yang lebih sehat di masa depan.
Editor: Erna Fitri, Tim NASIONALISME.net