NASIONALISME.NET, BATANG – Dalam upaya mengoptimalkan sumber daya lokal, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) mengadakan program pelatihan pembuatan mie kering terfortifikasi ekstrak teh di Desa Kembanglangit, Kabupaten Batang.
Kegiatan ini berlangsung di Balai Desa dan diikuti oleh lebih dari 30 anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) dari Dusun Batur dan Kembanglangit. Program ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi teh yang melimpah di daerah tersebut dengan mengolahnya menjadi produk pangan bernilai tambah.
Melalui inovasi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal manfaat teh Kembanglangit serta cara mengolahnya menjadi produk baru yang berpotensi dikembangkan lebih lanjut. Program KKN ini dibimbing oleh Mj Rizqon Hasani, S.Hum., M.I.Kom., yang turut memberikan arahan dalam pelaksanaannya.
Amelia Putri Sarinah, mahasiswa Teknik Kimia UNDIP sekaligus penggagas program, menjelaskan bahwa teh Kembanglangit memiliki kandungan antioksidan yang tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan. Dengan menambahkan ekstrak teh ke dalam mie kering, produk ini diharapkan memiliki keunggulan tidak hanya dari segi rasa tetapi juga manfaat kesehatan.
“Kami ingin memberikan alternatif pemanfaatan teh yang lebih inovatif selain dijual dalam bentuk minuman. Dengan mengolahnya menjadi mie kering, masyarakat bisa mendapatkan produk baru yang unik dan bernutrisi,” ungkap Amelia. Selama kegiatan, para peserta diajarkan proses pembuatan mie dari pencampuran bahan, pencetakan, hingga proses pengeringan agar mie dapat bertahan lebih lama.

Para anggota KWT yang terlibat tampak antusias dalam mengikuti pelatihan ini. Mereka mencoba langsung proses pencampuran adonan dengan ekstrak teh, mencetak mie, hingga mengeringkannya agar bisa disimpan dalam waktu yang lebih lama. Salah satu peserta, Ibu Kuswati, mengungkapkan kegembiraannya karena mendapatkan pengalaman baru dalam mengolah bahan pangan lokal.
“Biasanya kami hanya mengolah teh untuk dijual dalam bentuk daun kering. Sekarang kami jadi tahu cara lain untuk memanfaatkannya,” ujarnya. Program ini juga membuka diskusi di antara peserta tentang potensi pengembangan produk mie kering berbasis bahan lokal lainnya.
Kegiatan pembuatan mie kering ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan keterampilan baru, tetapi juga memperkenalkan konsep diversifikasi pangan kepada masyarakat. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih kreatif dalam mengolah bahan-bahan lokal yang tersedia agar memiliki nilai tambah.
Selain itu, program ini juga menjadi wadah bagi anggota KWT untuk saling berbagi pengalaman dalam mengolah dan mengembangkan produk berbasis bahan alami. Meskipun masih dalam tahap awal, kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari warga yang berharap bisa mengembangkan produk ini lebih lanjut.
Dengan berakhirnya program ini, mahasiswa KKN UNDIP berharap keterampilan yang telah diajarkan dapat terus dimanfaatkan oleh masyarakat. Amelia dan timnya berencana untuk mendokumentasikan proses pembuatan mie kering terfortifikasi ekstrak teh ini dalam bentuk panduan sederhana agar dapat digunakan oleh warga yang ingin mencoba sendiri di rumah. Mj Rizqon Hasani, S.Hum., M.I.Kom., selaku dosen pembimbing KKN, juga berharap inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat dalam mengembangkan produk berbasis potensi lokal.
“Harapan kami, inovasi ini bisa menjadi awal bagi masyarakat untuk terus bereksperimen dengan bahan-bahan lokal yang ada di sekitar mereka,” kata Amelia. Ke depannya, para anggota KWT diharapkan dapat terus mengembangkan inovasi berbasis sumber daya lokal untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat Desa Kembanglangit.
Penulis: Amelia Putri Sarinah
Editor: Erna Fitri, Tim NASIONALISME.net