NASIONALISME.NET, KARAWANG — Sampah plastik bukan lagi sekadar pemandangan mengganggu mata ia adalah simbol krisis yang diam-diam menggerogoti kehidupan laut dan pesisir. Pada Sabtu, 3 Mei 2025, saya dan puluhan mahasiswa Ilmu Komunikasi President University berdiri di Pantai Tanjung Pakis, Karawang, bukan untuk liburan, tapi untuk ikut serta dalam aksi yang kami beri nama Sweep the Shore.
Kegiatan ini adalah bagian dari kampanye Commstride, sebuah inisiatif yang kami rancang sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, khususnya ekosistem pesisir yang semakin hari semakin terancam oleh limbah plastik. Dalam waktu kurang dari tiga jam, lebih dari 100 relawan yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, dan masyarakat sekitar berhasil mengumpulkan belasan karung sampah. Sebagian besar adalah plastik sekali pakai dan limbah rumah tangga.

Sebagai generasi muda, kami percaya bahwa perubahan tidak selalu harus datang dari atas. Terkadang, perubahan dimulai dari aksi kecil, konsisten, dan dilakukan bersama-sama. Sweep the Shore bukan hanya tentang membersihkan pantai, tapi juga tentang mengedukasi diri kami sendiri dan masyarakat tentang pentingnya memilah sampah, mengurangi konsumsi plastik, serta menjaga laut sumber kehidupan kita semua.
Sesi edukasi lingkungan yang kami lakukan di sela-sela kegiatan pun menjadi momen reflektif. Kami menyampaikan pentingnya kontribusi individu terhadap kebersihan laut dan bagaimana hal kecil seperti membawa kantong belanja sendiri atau menghindari sedotan plastik bisa memberi dampak besar dalam jangka panjang.
Saya pribadi terkesan dengan antusiasme warga sekitar. Seorang bapak bernama Pak Roni bahkan berkata, “Kami bangga Pantai Tanjung Pakis jadi lokasi kegiatan ini. Semoga terus berlanjut.” Ucapan itu sederhana, tapi menjadi pengingat bahwa semangat kolaboratif bisa membuka jalan bagi perubahan yang lebih luas.
Krisis iklim dan pencemaran laut bukan masalah masa depan ia adalah tantangan hari ini. Dan kami, sebagai mahasiswa, tidak ingin tinggal diam. Lewat Sweep the Shore, kami belajar bahwa menjaga lingkungan bukan tentang siapa yang paling vokal, tapi siapa yang mau turun tangan.
Semoga gerakan kecil ini bisa menjadi inspirasi bagi lebih banyak pihak untuk ikut bergerak. Karena laut yang bersih adalah warisan, bukan hanya untuk kita, tapi juga generasi setelah kita.
Penulis: Three Natalia Pardosi
Editor: Erna Fitri, Tim NASIONALISME.net