Melestarikan Kebudayaan, Mahasiswa KKN-PPM UGM Tim Bimarakata Turut Berpartisipasi Dalam Gelar Budaya Santibadra

  • Bagikan
Mahasiswa Tim Bimarakata Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada berfoto bersama Dewi Windu di Halaman Punden Tapan Mpu Santibadra, Desa Warugunung, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang.

NASIONALISME.NET, REMBANG — Tim Bimarakata Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada turut melestarikan kebudayan dengan berpartisipasi dalam Kirab Budaya Santibadra yang dilaksanakan pada Kamis (26/06/2025) di Halaman Punden Tapan Mpu Santibadra, Desa Warugunung, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang. Acara ini digelar oleh Komunitas Putra Wayah Lasem dengan diketuai oleh Danang Swastika.

Mahasiswa Tim Bimarakata Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada melakukan wawancara terhadap Ketua Pelaksana Danang Swastika dan Humas Anton di Halaman Punden Tapan Mpu Santibadra, Desa Warugunung, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang.

“Kegiatan ini bertujuan yang pertama menumbuhkan kesadaran masyarakat lasem dan sekitarnya untuk menjaga, merawat, dan melestarikan situs-situs sejarah, seni dan budaya sehingga dapat membawa situs-situs tersebut menjadi pariwisata budaya yang pada akhirnya dapat memberikan dampak ekonomi untuk masyarakat sekitar, tujuan kedua adalah untuk memperkuat Lasem sebagai kota pusaka” ujar Danang.

Gelar Budaya Santibadra dimeriahkan parade kirab budaya pada siang hari oleh berbagai elemen seperti penampilan memukau drumband “Selo Nada” dari SD Negeri 2 Selopuro, yang energik dan daya tarik utama lainnya adalah kehadiran gunungan palawija, susunan hasil-hasil bumi yang melimpah ruah, menjadi simbol rasa syukur masyarakat kepada alam atas berkah pertanian yang telah diberikan.

Seluruh rangkaian kirab ini semakin semarak dengan antusiasme pengunjung yang datang dari masyarakat sekitar hingga luar kota, berbondong-bondong menyaksikan dan menjadi bagian dari perayaan budaya ini.

Acara ini tak hanya menampilkan kemegahan kirab budaya pada siang hari, tetapi juga diakhiri dengan pertunjukan wayang kulit dan wayang khas Lasem, Wayang Alang-alang, yang memesona di malam hari.

Acara ini melibatkan banyak elemen yakni Lasem Kota Cagar Budaya (LKCB), Balung Watu, Sastra Gang Buntu, Lasem Gede, Langgar Pendem, Masyarakat Sekitar dan masih banyak lagi.

Sebanyak tiga orang mahasiswa Tim Bimarakata KKN-PPM UGM dengan bangga mengemban tugas membawa bendera, sementara sepuluh orang lainnya bertransformasi menjadi prajurit kirab.

Tak hanya berjalan, mereka tampil totalitas dengan dandanan lengkap serta mengenakan pakaian serba hitam, kain jarik, dan ikat kepala khas prajurit. Atribut seperti tameng dan tombak melengkapi penampilan mereka, menambah kesan gagah dan otentik.

Puncaknya, satu orang mahasiswa KKN UGM dipercaya membawa Pusaka Pataka Bumi Jawi Lasem, sebuah kehormatan yang menunjukkan kedalaman kepercayaan masyarakat terhadap mereka.

Seluruh mahasiswa mengikuti jalannya kirab dengan penuh khidmat dan rasa hormat, berbaur dalam aliran tradisi yang sakral. Tak ketinggalan, tiga belas mahasiswa lainnya turut mengikuti di belakang barisan, semakin memeriahkan dan menyemarakkan Kirab Budaya Santibadra tersebut.

Bagi sebagian orang, dan khususnya bagi mahasiswa KKN UGM, menjadi dalam kirab ini adalah sebuah kehormatan dan pengalaman yang tak terlupakan.

Mengenakan busana adat, berjalan kaki mengiringi arak-arakan pusaka, bukan hanya tentang fisik, melainkan juga tentang penghayatan mendalam terhadap nilai-nilai yang diusung. Sensasi menjadi bagian dari tradisi yang hidup, merasakan getaran energi kolektif, dan berkontribusi langsung dalam pelestarian budaya, memberikan kesan spiritual yang mendalam.

Pengalaman ini seolah membawa seseorang kembali ke masa lalu, merasakan denyut nadi peradaban nenek moyang, sekaligus menjadi jembatan bagi generasi mendatang untuk mengenal dan mencintai budayanya. Bagi mahasiswa KKN UGM, ini adalah kesempatan langka untuk belajar langsung dari tradisi hidup masyarakat, bukan hanya dari buku teks.

Keterlibatan aktif mahasiswa KKN UGM sebagai prajurit dalam Kirab Budaya Santibadra Lasem ini merupakan wujud nyata dari implementasi tema KKN mereka: “Pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal sebagai strategi penguatan kreatif menuju kemandirian Desa Pancur dan Desa Wuwur yang berkelanjutan.”

Kirab ini adalah salah satu potensi lokal yang luar biasa, tidak hanya sebagai atraksi budaya, tetapi juga sebagai pendorong ekonomi kreatif dan sosial. Dengan berpartisipasi langsung, mahasiswa tidak hanya mempelajari tradisi, tetapi juga terlibat dalam proses penguatan kreatif masyarakat yang secara mandiri melestarikan warisan budaya mereka.

Melalui Kirab Budaya Santibadra Lasem, harapan besar tersemat. Semoga acara ini tidak hanya menjadi tontonan musiman, melainkan terus tumbuh dan berkembang sebagai medium edukasi, pelestarian, dan penguatan identitas budaya.

Diharapkan pula, semangat kebersamaan dan toleransi yang terpancar dari kirab ini dapat terus menginspirasi masyarakat untuk menjaga kerukunan dan menghargai keberagaman. Dengan demikian, warisan budaya yang tak ternilai ini akan terus lestari, menjadi kebanggaan, dan pedoman hidup bagi generasi penerus.

Penulis: Alvina Desti Ningrum

Editor: Erna Fitri, Tim NASIONALISME.net

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *