NASIONALISME.NET — Belajar dan menerapkan ilmu kewarganegaraan memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Ilmu ini tidak hanya berfokus pada pengetahuan tentang negara, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai moral yang membentuk kepribadian setiap orang. Melalui pembelajaran dan penerapan, setiap warga negara akan mampu untuk memahami dan menerapkan budi pekerti, memperdalam cinta terhadap Tanah Air, serta memperkuat rasa tanggung jawab dan persatuan.
Pada dasarnya, pendidikan kewarganegaraan ini berperan dalam membangun karakter setiap orang untuk menjadi individu yang memiliki jiwa nasionalisme yang menghormati perbedaan, baik itu dalam agama, ras, bahasa, maupun budaya. Selain itu, kita sebagai warga negara Indonesia, juga dididik untuk menjadi pribadi yang kritis, bertanggung jawab, dan taat pada nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai ini meliputi penghormatan terhadap sesama, kepedulian terhadap lingkungan, serta komitmen untuk menjaga persatuan bangsa.
Karakter yang dibangun melalui pendidikan kewarganegaraan bersifat holistik, meliputi perilaku yang berdasarkan agama, norma, hukum, adat istiadat, dan estetika. Penanaman nilai-nilai ini diharapkan dapat mencetak generasi emas dengan karakter yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, penanaman dan penerapan ini harus diberikan secara maksimal sejak dini, karena di sinilah fondasi karakter dan moral kita sebagai warga negara mulai terbentuk.
Menerapkan dan mengamalkan jiwa nasionalisme dan pendidikan kewarganegaraan merupakan hal yang patut dilakukan oleh kita sebagai warga negara Indonesia. Salah satunya adalah kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di SDN Babatan IV Surabaya menjadi contoh konkret bagaimana pendidikan kewarganegaraan dapat ditanamkan sejak dini. Langkah ini tidak hanya penting untuk menciptakan generasi yang bangga terhadap bangsa dan negara, tetapi juga membentuk kesadaran kewarganegaraan yang lebih mendalam.
Kegiatan seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Maju Tak Gentar memberikan murid-murid pengalaman langsung yang memperkuat identitas mereka sebagai warga negara Indonesia. Lagu kebangsaan bukan hanya sekadar serangkaian nada dan lirik, tetapi juga simbol perjuangan, pengorbanan, dan harapan bangsa. Dengan memahami maknanya, siswa diajak untuk mengenal nilai-nilai luhur bangsa sejak usia dini.
Lebih dari itu, pembelajaran tentang pengertian, ciri-ciri, dan tujuan nasionalisme memberikan landasan teoretis yang penting. Melalui pendekatan bermain sambil belajar, seperti permaina Ular Tangga Nasionalisme, murid-murid tidak hanya belajar tetapi juga terhibur. Cara ini sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme, karena siswa dapat lebih mudah memahami materi ketika disajikan dalam bentuk yang menarik dan interaktif.
Kegiatan belajar dengan pendekatan yang kreatif, seperti permainan, mampu mendorong siswa untuk lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan menghadirkan unsur kompetisi yang sehat dan diskusi kelompok, murid-murid dapat saling berbagi ide dan pemahaman. Aktivitas ini tidak hanya memperkaya wawasan mereka, tetapi juga mempererat hubungan sosial di antara para siswa.
Dalam konteks ini, pendidikan nasionalisme melalui metode interaktif seperti permainan menjadi langkah strategis untuk menanamkan nilai-nilai cinta Tanah Air secara efektif. Di sisi lain, penyampaian materi nasionalisme yang melibatkan elemen budaya, seperti menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, juga berkontribusi dalam memperkuat identitas bangsa pada anak-anak.
Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya diajarkan tentang nasionalisme, tetapi juga diberikan kesempatan untuk merasakannya dalam kehidupan sehari-hari. Ketika mereka memahami pentingnya kerjasama, menghargai perbedaan, dan menumbuhkan semangat kebersamaan, mereka secara tidak langsung belajar untuk menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar, yaitu bangsa Indonesia. Nilai-nilai ini menjadi fondasi bagi mereka untuk memahami peran mereka sebagai generasi penerus yang bertanggung jawab menjaga keutuhan dan keharmonisan bangsa.
Sebagai warga negara, setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Pendidikan nasionalisme adalah langkah awal untuk menumbuhkan kesadaran ini. Jika sejak kecil siswa diajarkan pentingnya persatuan dan cinta Tanah Air, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang memahami arti kewarganegaraan yang sesungguhnya. Hal ini penting, terutama di era globalisasi saat ini, di mana identitas nasional sering kali tergerus oleh budaya asing.
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 dikenal dengan semangat juangnya yang tinggi, sejalan dengan nilai-nilai perjuangan yang menjadi nama besar universitas ini. Kehidupan mahasiswa di Universitas 17 Agustus 1945 tidak hanya berfokus pada kegiatan akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan pengabdian kepada masyarakat.
Melalui berbagai kegiatan seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN), para mahasiswa dilatih untuk menjadi individu yang memiliki kepedulian sosial. Semangat nasionalisme sering kali tercermin dalam program-program seperti ini, mulai dari kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan hingga program pengabdian masyarakat yang menanamkan nilai cinta Tanah Air di lingkungan sekitar kampus.
Banyak mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan seperti seminar kebangsaan, diskusi publik, dan pelatihan kewirausahaan yang menanamkan nilai-nilai Pancasila. Kehidupan kampus yang inklusif juga memungkinkan mahasiswa dari berbagai latar belakang untuk saling belajar dan memahami keberagaman, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penguatan identitas nasional. Dengan pengalaman ini, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang berkontribusi pada pembangunan bangsa di masa depan.
Kegiatan mahasiswa seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini sejalan dengan semangat mencetak generasi yang memiliki jiwa kebangsaan tinggi. Menanamkan pendidikan nasionalisme sejak dini berarti mempersiapkan warga negara yang tidak hanya bangga dengan bangsanya, tetapi juga siap mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Keberhasilan program seperti ini menunjukkan bahwa pendidikan nasionalisme bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau sekolah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk mahasiswa. Langkah selanjutnya adalah memastikan program serupa dilaksanakan secara berkelanjutan dan melibatkan lebih banyak siswa di berbagai daerah.
Pada dasarnya, jiwa nasionalisme ini berperan penting dalam membangun karakter setiap orang menjadi individu yang menghormati perbedaan, baik itu dalam agama, ras, bahasa, maupun budaya. Selain itu, pendidikan ini memiliki beberapa tujuan penting, seperti mengembangkan potensi menjadi warga negara yang berkarakter, menanamkan jiwa kepemimpinan sejak dini, serta melatih mereka menjadi pribadi yang bertanggung jawab sebagai generasi penerus bangsa.
Pendidikan karakter juga membantu setiap individu untuk lebih mandiri, memiliki wawasan kebangsaan yang luas, dan mematuhi norma-norma yang berlaku. Selain itu, fungsi lainnya adalah sebagai sarana untuk membentuk generasi yang sopan, jujur, dan memiliki rasa cinta Tanah Air yang tinggi.
Sebagai warga negara, kita semua memiliki peran dalam memperkuat rasa cinta Tanah Air. Mengapresiasi dan mendukung kegiatan seperti ini adalah bagian dari kewajiban kita untuk memastikan bahwa nilai-nilai nasionalisme tetap hidup di hati generasi muda. Sebagai penerus bangsa, alangkah baiknya kita juga menumbukan dan menerapkan jiwa nasionalisme ini kepada individu yang lainnya. Dengan begitu, kita dapat menjaga persatuan bangsa sekaligus membangun Indonesia yang lebih kuat dan bermartabat di masa depan.
Ditulis oleh Indah Gita Cahyani, Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Editor: Erna Fitri, Tim NASIONALISME.net